|
The Great Crater Tambora |
Gunung Tambora adalah
salah satu gunung di Indonesia yang memiliki daya tarik yang luar biasa. Selain
karena pesona keindahan alamnya , gunung ini juga memiliki nilai historis yang
luar biasa, dimana letusannya yang terjadi 2 abad silam, adalah yang terbesar
dalam sejarah manusia.
Kilas
Balik Sejarah Letusan Tambora
Gunung Tambora adalah sebuah stratovolcano aktif yang terletak di Pulau Sumbawa, Indonesia. Gunung ini terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dompu (sebagian kaki sisi selatan
sampai barat laut) dan Kabupaten Bima (bagian lereng sisi selatan
hingga barat laut, dan kaki hingga puncak sisi timur hingga utara), Provinsi Nusa Tenggara Barat. Gunung Tambora mendapat julukan The Great Crater, yang konon merupakan
gunung dengan kaldera terbesar di dunia. Gunung ini merupakan gunung aktif strato
Tipe A dengan ketinggian 2851 mdpl dan memiliki kaldera dengan garis tengah
7000 meter, bagian bawah cekungan kaldera 3500 x 4500 meter, kedalaman 900
meter, kaldera memiliki danau membentang dari selatan ke utara selebar 800
meter dan timur ke barat selebar 200 meter dengan kedalaman danau 20 meter
terletak pada ketinggian 1300 mdpl. Dalam bahasa Bima, Tambora berarti mengajak
menghilang. Gunung Tambora meletus pada tanggal 10 April 1815, letusan ini
merupakan letusan terbesar yang terjadi dalam sejarah dunia dan mengakibatkan
banyak hal baik secara langsung maupun tidak langsung. Letusan gunung diukur dengan Volcano
Explosivity Index (VEI). Dalam skala 1-8, Tambora memiliki VEI 7. Di dunia
ini hanya ada 4 gunung dalam 10.000 tahun terakhir yang memiliki VEI yang
sangat tinggi, yaitu Krakatau, Pinatubo, Vesuvius dan Sint
Helena. Tambora merupakan
satu-satunya gunung yang tercatat dalam sejarah memiliki VEI 7, itu artinya sangat merusak. Beberapa akibat
yang terjadi adalah sebagai berikut :
1.
Menyusutnya
ketinggian Gunung Tambora dari 4300 mdpl menjadi 2851 mdpl
2.
Korban
jiwa meninggal sekitar 92.000 jiwa, hilangnya 3 kerajaan, yaitu Kerajaan
Tambora, Kerajaan Pekar dan Kerajaan Sanggar
3.
Saking
tebalnya abu-abu yang berterbangan di langit, sepanjang daerah dengan radius
600 km dari gunung tersebut terlihat gelap gulita selama dua hari. Dikarenakan
sinar matahari tak mampu menembus tebalnya abu-abu tadi.
4.
Abu dan
debu Tambora melayang dan menyebar mengelilingi dunia, menyobek lapisan tipis
ozon, menetap di lapisan troposfer selama beberapa tahun kemudian turun melalui
angin dan hujan ke Bumi. Hujan tanpa henti selama delapan minggu memicu epidemi
tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggris.
5.
Satu
tahun berikutnya (1816), sering disebut sebagai tahun tanpa musim panas karena
perubahan drastis dari cuaca Amerika Utara dan Eropa karena debu yang
dihasilkan dari letusan Tambora ini.
6.
Terjadi
gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Bahkan terjadi tragedi kelaparan di
Perancis yang menyulut kerusuhan di negeri itu.
7.
Kekalahan
Napoleon Bonaparte di Waterloo Belgia 18 Juni 1815 adalah akibat dampak debu
letusan Tambora
Jalan
panjang menuju Desa Pancasila, kaki Gunung Tambora
|
Menikmati suasana lautan lepas di Kapal Ferry |
|
Selamat datang di Pelabuhan Pototano |
|
Senja di Pelabuhan Pototano |
(salah satu yang menarik dari perjalanan
ke Tambora adalah bagaimana akses perjalanan kita hingga mencapai titik awal
pendakian)
Untuk mencapai Gunung
Tambora kita dapat mencapainya dari dua kota Mataram, Lombok ataupun langsung
dari Bima, Sumbawa. Rute pertama yang harus kita lalui, yaitu menuju Lombok
dengan menggunakan pesawat, sebenarnya untuk menuju Tambora alternatif lain
adalah menggunakan pesawat langsung ke Bima, tetapi agak sulit dikarenakan
masih terbatasnya maskapai yang langsung menuju Bima, pilihan lain apabila kita
tidak ingin menggunakan pesawat adalah dengan jalan darat ke
Banyuwangi-Bali-Lombok-Sumbawa, dengan konsekuensi waktu tempuh menjadi lebih
lama dan sangat melelahkan. Dari Lombok untuk menuju Sumbawa kita dapat
menggunakan transportasi umum melalui terminal kota Mataram, menggunakan bus
dengan rute Mataram-Calabai (Pancasila), bus rute ini terbatas dan hanya satu
kali perjalanan dari Mataram dengan jadwal keberangkatan pada pukul 10:00 WITA.
Alternatif lainnya kita dapat menyewa mobil, dengan menggunakan sistem ini akan
terasa lebih efisien secara waktu dan tenaga dalam perjalanan kita,
dibandingkan kita menggunakan transportasi umum. Dari kota Mataram perjalanan
dilanjutkan menuju Pelabuhan Kayangan Lombok selama kurang lebih 3 jam perjalanan,
disini kita akan melanjutkan kembali perjalanan dengan menggunakan kapal feri
menuju Pelabuhan Pototano. Perjalanan menyeberangi lautan ini ditempuh selama
1,5 jam. Pemandangan lautan yang sangat indah, bersih menjadi teman kita selama
perjalanan.
Setelah tiba di Pelabuhan
Pototano perjalanan akan dilanjutkan dengan menempuh jalan darat menuju desa
Pancasila, perjalanan ini akan sangat panjang sekitar 8 jam. Di tengah perjalanan kita bisa singgah di
Pantai Goa, untuk menikmati makanan khas laut Sumbawa. Suasana menuju ke desa
Pancasila sangat menakjubkan karena kita akan melewati sisi kanan kiri yang
terdapat padang savanna, yang mirip dengan
suasana di hutan Afrika, kemudian jauh terlihat garis pantai warna biru,
kontras dengan bukit savana, gersang namun eksotis. Kalau di Afrika kita akan
menjumpai zebra, disini kita akan menjumpai kuda, monyet, kerbau dan sapi.
Sesampainya di desa Pancasila, kita dapat menuju ke sekretariat K-PATA
(Kelompok Pecinta Alam Tambora) / Tambora Trekking
Center, disini kita dapat mengurus proses perizinan mendaki Gunung Tambora
dan tersedia homestay-homestay yang
disewakan untuk para pengunjung. Perjalanan ini sangat panjang dan melelahkan
dengan menggunakan 3 jenis transportasi berbeda yakni darat, laut, dan udara ,
hingga akhirnya tiba di kaki gunung Tambora. Total waktu tempuh Mataram - Pelabuhan
Kayangan - Pelabuhan Pototano – Dompu - Pancasila sekitar 15 jam. Alternatif
lain adalah kita langsung menggunakan pesawat menuju Bima, kemudian lanjut
menggunakan bus Bima-Pancasila sekitar 6 jam perjalanan.
|
Melintasi jalan trans Sumbawa, sisi kanan pegunungan sisi kiri lautan |
|
Jalan berliku, panjang melintasi trans Sumbawa |
|
Savana |
|
Pemandangan savana dan lautan lepas di sisi kiri jalan |
Mendaki
Tambora rute Pancasila (Trekking)
|
Sekretariat K-PATA Desa Pancasila |
|
Homestay di desa Pancasila |
|
Suasana desa Pancasila |
Untuk mendaki Gunung
Tambora terdapat 3 rute yang bisa digunakan yaitu rute Pancasila, Doroncanga
dan Doropeti. Rute yang paling umum digunakan adalah rute desa Pancasila dengan
waktu tempuh normal pendakian 3 hari 2 malam. Desa Pancasila merupakan sebuah
dusun terpencil di kaki Gunung Tambora terletak pada ketinggian 470 m.
Berdasarkan informasi yang di dapat dari Mas Saiful selaku ketua K-PATA dan
cerita masyarakat, nama desa Pancasila ini diberikan oleh Gubernur Nusa
Tenggara Barat pada periode akhir 1980 saat peresmian perkebunan di desa ini,
alasannya adalah karena di desa ini terdiri dari berbagai suku bangsa, untuk
itu agar selalu menjaga kerukunan satu sama lain, diberikan nama desa Pancasila
agar masyarakatnya selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
|
Selamat datang di Gunung Tambora, desa Pancasila |
|
Pintu Rimba |
|
Ojek dari desa Pancasila menuju pintu rimba |
Dari basecamp K-PATA desa Pancasila kita
mulai melakukan pendakian ke Gunung Tambora. Dari basecamp kita akan menggunakan ojek menuju pintu hutan yang
ditempuh sekitar 30 menit, kalau mau jalan kaki perjalanan dapat ditempuh
sekitar 1,5 jam. Dari pintu hutan kita menuju Pos 1 dengan melewati trek yang
landai sesekali menanjak, sepanjang perjalanan kita akan menemui vegetasi
tumbuhan merambat dan semak belukar, di dekat Pos 1 ke sebelah kiri jalan
sekitar 20 meter kita akan menemui sumber air dari aliran pipa bocor. Selepas
Pos 1 akan memasuki hutan yang cukup lebat dan terus menuju Pos 2 dengan
berjalan normal dalam waktu 4 jam. Jalan mulai menanjak sepanjang lereng yang
berada di punggung bukit-bukit sampai jalur menuju Pos 2. Dekat dengan Pos 2
ada sungai kecil yang mengalir yang dapat digunakan sebagai sumber air.
|
Trekking menuju Pos 1 |
|
Bersantai di Pos 1 |
|
Sumber air di dekat Pos 1 |
|
Trekking menuju Pos 2 |
|
Suasana Pos 2 |
Perjalanan berikutnya
ke Pos 3 melewati medan naik dan turun dalam hutan terbuka , alang-alang dan
semak belukar. Jalan yang terbuka dan di tengah perjalanan sebelum mencapai pos
3 , kita dapat melihat area bibir kawah Gunung Tambora di kejauhan . Setelah 2
jam berjalan kita tiba di Pos 3 yang merupakan tempat yang sangat indah dan di
dekat tempat ini ada sumber air. Perjalanan berikutnya kita harus lebih berhati-hati
karena selain jalan naik kita banyak melewati akar tanaman, tumbuhan semak
berduri (jelatang) di sepanjang jalur pos 3 sampai pos 5, apabila kita terkena
tumbuhan jelatang ini akan sangat terasa panas, gatal dan perih, namun
sebaiknya tidak digaruk karena dapat menyebabkan iritasi, lebih baik kita
oleskan dengan tanah kemudian diamkan terlebih dahulu dan apabila sudah di basecamp dapat kita olesi minyak oles. Kita
melewati pos 4 dalam waktu 1 jam dari pos 3 , pendakian terus lanjut sampai pos
5 sekitar 1 jam. Pos 5 adalah batas hutan tertutup dengan hutan terbuka. Disini
kita akan memaksimalkan isirahat, karena dini harinya akan melanjutkan
pendakian menuju Puncak Tambora. Pendakian ke puncak Tambora kita lanjutkan
dengan medan yang sangat terbuka dan mulai mendaki di pasir mengeras, sekitar 3
jam kita menyusuri bibir kawah kita akan
mencapai puncak Tambora 2.851 mdpl. Di puncak Gunung Tambora kita bisa menikmati
pemandangan dan mengambil gambar kawah Gunung Tambora yang terkenal di seluruh
dunia karena letusan Gunung Tambora membentuk kawah yang sangat luas dengan
keliling 30 km , diameter 7 km dan kedalaman 1,2 km sehingga dijuluki “The Great Crater”.
|
Melintasi sungai dari Pos 2 menuju Pos 3 |
|
Suasana Pos 3 |
|
Tumbuhan Jelatang |
|
Trekking dari Pos 3 menuju Pos 4 , kanan kiri banyak jelatang |
|
Suasana Pos 4 |
|
Suasana Pos 5 |
|
Melintasi bibir kawah menuju Puncak Tambora |
|
Puncak Tambora 2851 mdpl |
|
Kawah Tambora |
Sensasi
Off Road & Trekking di jalur
pendakian Doroncanga
|
Sensasi offroad |
|
Makan siang di tengah savana dengan pemandangan yang indah |
|
Lintasan offroad |
|
Start pendakian jalur Doroncanga |
|
Area Camp di Pos 3 |
|
Sunset di Pos 3 |
Gunung Tambora memiliki
banyak keistimewaan, salah satunya adalah kita dapat merasakan sensasi
petualangan yang seru perpaduan off road
dan trekking dengan melalui rute
pendakian Doroncanga. Rute Doroncanga menjadi alternative pilihan rute yang
menarik untuk menikmati Gunung Tambora dengan waktu pendakian yang lebih
singkat namun tidak mengurangi sensasi petualangan yang akan kita lalui.
Pendakian melalui rute ini akan diawali di padang savanna Desa Doroncanga
dengan menggunakan kendaraan 4WD/Jeep atau sejenisnya dan bila kita mau rute
ini juga dapat dilewati dengan menggunakan moto
trail. Kita akan menggunakan
kendaraan dari titik start pendakian Desa Doroncanga sampai dengan Pos III yang
akan ditempuh sekitar 4 jam. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi
pemandangan alam yang sangat indah, yang akan didominasi padang savanna dan
batuan-batuan kerikil sisa letusan Tambora, tampak jauh kita akan dapat melihat
lautan lepas yang indah. Setibanya di Pos III, kita akan disuguhi pemandangan
yang tak kalah indah, kita dapat melihat jajaran bukit-bukit savanna menuju
Puncak Tambora dan pada sore hari kita dapat menikmati suasana sunrise yang
indah dan menawan. Biasanya kita bermalam disini satu malam dan diniharinya
akan melakukan perjalanan menuju Puncak Tambora. Pendakian menuju puncak
ditempuh selama 3 jam, untuk itu sebaiknya melakukan start dinihari sekitar
pukul 02:00 WITA, sehingga kita dapat tiba di bibir kawah dan puncak saat
matahari mulai terbit. Puncak Tambora dari rute Doroncanga berbeda dengan puncak
yang tertinggi yang diakses dari jalur Pancasila, namun suasana yang kita
dapatkan di sekitar bibir kawah dan puncak tidak kalah indah dibanding suasana
dari puncak tertingginya dan dari puncak kita akan disuguhi pemandangan “the great crater” yang menakjubkan.
(Berdasarkan catatan perjalanan saya ke Gunung Tambora rute Pancasila pada Juli 2013, rute Doroncanga pada April 2015, hasil wawancara dengan Mas Saiful Koordinator K-PATA dan data informasi yang ada di Tambora Trekking Center/RM)
|
Suasana Pos 3 |
|
Pemandangan dari Pos 3 menuju Puncak |
|
yuhuuuuu |
|
Puncak Tambora dari jalur Doroncanga |
|
Dinding kawah Tambora |
|
Panorama kawah Tambora |
|
Kawah Tambora |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar