Selasa, 25 September 2012

"Jejak Langkah di Tanah Papua, Menggapai Atap Indonesia-Cartensz Pyramide"

MENGGAPAI ATAP INDONESIA
CARTENSZ PYRAMIDE 4884 MDPL
INDONESIA GREEN EXPEDITION 2012
KMPA EKA CITRA UNJ

Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah pegunungan yang tersebar di pelosok negeri ini. Tentunya setiap wilayah tersebut memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri yang menjadikan kekayaan alam yang beraneka ragam di Indonesia. Salah satu yang merupakan kekayaan alam terindah yang ada di Indonesia adalah wilayah Pegunungan Sudirman dengan Cartensz Pyramide sebagai puncak tertingginya. Keistimewaan dari Pegunungan Sudirman ini adalah merupakan pegunungan bersalju yang ada di wilayah khatulistiwa, kemudian Cartensz Pyramide dengan ketinggian 4884 mdpl merupakan salah satu bagian dari tujuh puncak tertinggi di dunia atau biasa dikenal dengan istilah “Seven Summit”. Tentu melakukan pendakian “seven summit” termasuk ke Cartensz merupakan impian para pendaki di Indonesia dan dunia. Namun , untuk mencapai itu tidaklah mudah dibutuhkan sebuah komitmen yang kuat dan usaha yang maksimal agar impian tersebut dapat terlaksana.
Impian Besar Itu Dimulai
Bagi KMPA Eka Citra, menggapai puncak cartensz merupakan impian yang sejak dahulu tertanam di benak anggota , berbagai usaha dirintis untuk mencapai mimpi , namun berbagai hambatan yang ada menunda mimpi tersebut sampai kini di usianya yang ke-31 tahun mimpi tersebut dapat terealisasikan. Sejak keberhasilan Ekspedisi Tebing Lembah Harau pada tahun 1991 , belum ada lagi ekspedisi besar yang terlaksana. Pada tahun 2006, dimasa kepemimpinan Tikta Nilasari, Eka Citra memulai usaha resminya merealisasikan ekspedisi kembali,maka tercetuslah program “Eka Citra Cartensz Pyramide Expedition (ECCPE) 2007”,  berbagai usaha pun dilakukan agar kegiatan tersebut dapat tercapai. Namun,apa boleh buat ,manusia punya rencana, Tuhanlah yang menentukan, di tengah perjalanan ekspedisi tersebut, terkait dinamika organisasi saat itu dan faktor akademis beberapa anggota aktif , ekspedisi tersebut tidak dapat dilanjutkan, dan ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan.Kekecewaan yang ada tidak menjadikan kami patah semangat, kami evaluasi bersama kekurangan yang ada, untuk menjadi perbaikan selanjutnya. Tahun berikutnya ekspedisi belum dimulai kembali, dengan alasan kami merapihkan kembali pola pendidikan dan pengembangan SDM agar nantinya lebih baik lagi ketika memulai ekspedisi.
Tiga tahun berselang, Tahun 2010, Eka Citra memulai menancapkan kembali kukunya di dunia pendakian, dimana pada bulan agustus 2010, melalui “Ekspedisi Citra Lintas Nusantara 2010”, Eka Citra melakukan pendakian ke-10 gunung tertinggi di Indonesia yaitu Kerinci dan Dempo di Sumatera, Pegunungan Meratus di Kalimantan, Gunung Bawakaraeng dan Latimojong di Sumatera, Gunung Semeru dan Raung di Jawa, Gunung Agung di Bali , Gunung Rinjani di Lombok dan Gunung Binaiya di Ambon. Ekspedisi tersebut dilaksanakan oleh 3 tim yang berbeda yaitu Tim I : Mando, Syanusi, Ulfa untuk wilayah Sumatera, Tim 2: Rahman, Doni, Fani, Bregas untuk wilayah Jawa, Bali, Lombok dan Tim 3: Zia, Febry, Haris, Jay untuk wilayah Kalimantan, Sulawesi dan Ambon. Keberhasilan ekspedisi tersebut meningkatkan gairah berorganisasi dan berekspedisi di kalangan anggota, tentunya euphoria ini dilanjutkan untuk mimpi-mimpi yang lebih besar. Tak tanggung-tanggung berikutnya dimulailah era pendakian seven summit KMPA Eka Citra. Setahun berselang mulai digaraplah program tersebut , dengan mengusung tema lingkungan dan tidak hanya berorientasi pada pendakian gunung, dimulainya program ekspedisi seven summit dengan nama kegiatan “Indonesia Green Expedition” yang bertemakan “Green Indonesia For The World”. Keberhasilan ekspedisi 2011 ditandai dengan berhasilnya dua pendaki Eka Citra, Syanusi dan Putra mencapai puncak Mt. Elbruss Rusia pada tanggal 17 Agustus 2011. Selain itu di tahun yang sama Eka Citra kembali melaksanakan ekspedisi besar untuk divisi susur goa dan panjat tebing dengan melaksanakan “Indonesia Karst-Green Expedition 2011” yang merupakan ekspedisi kawasan karst terbesar di Indonesia ,Kawasan Karst Maros, dengan mengekslorasi di goa vertical terdalam di Indonesia Leang Putte 270 m, goa horizontal Salukkan Kallang dan melakukan pemanjatan di Tebing Tontonan 140 meter.
ASA MENGGAPAI CARTENSZ TERBUKA KEMBALI
            Melihat keberhasilan ekspedisi sebelumnya,optimisme untuk menggapai Cartensz pun menguak kembali. Dalam program Indonesia Green Expedition 2012 dicanangkanlah salah satunya kegiatan ekspedisi Cartensz. Diketuai oleh Rahman Mukhlis sebagai ketua Tim Ekspedisi , mulailah dirintis kembali usaha mencapai cartensz. Lembaran data rencana ekspedisi Cartensz 2007 kami buka kembali, pencarian data-data terbaru kami kumpulkan dari berbagai sumber, dan berbagai persiapan lainnya pun kami lakukan.Tentu selain keuangan hal yang menjadi hambatan untuk melakukan ekspedisi ke cartensz adalah masalah perizinan. Apabila kita mengambil langkah praktis kita mungkin tidak perlu repot-repot mengurus perizinan, hanya tinggal menyiapkan uang yang banyak kita tinggal mengurusnya kepada pihak agency, semua beres. Namun, berbekal keyakinan yang tinggi sejak awal kami berkomitmen agar dapat menjalankan ekspedisi ke cartensz dengan mengurus segala sesuatunya sendiri, termasuk perizinan. Berbekal informasi dari berbagai sumber, kami mulai mengurus proses administrasi dan perizinan, dimulai dari birokrasi dikampus,kemudian kami mengurus perizinan ke pihak kepolisian, Sar, dan instansi pemerintahan terkait serta tentunya sehubungan dengan jalur yang akan kami lalui melewati wilayah pertambangan PT. Freeport Indonesia, maka kami juga mengurus perizinan ke PT.freeport Indonesia. Usaha untuk mengurus proses perizinan tersebut sangat membutuhkan kesabaran, dan usaha yang tak kenal lelah, hampir 6 bulan lamanya semua proses tersebut kami bisa selesaikan.
            Selain administrasi dan perizinan,  persiapan dari segi pendanaan pun kami lakukan dengan sungguh melalui berbagai cara mulai dari pengajuan bantuan ke instansi pemerintahan baik tingkat daerah maupun pusat, kerjasama dengan berbagai instansi swasta, usaha dana mandiri, penjualan kaos dan souvenir, pengadaan bazzar, sampai dengan melaksanakan program outbound.Kami yakin apabila usaha kita besar kita pasti bakal mendapatkan hasil yang besar pula.
            Dari segi fisik dan teknik, kami juga tidak mau main-main, sejak bulan February kami memulai perekrutan tim pendaki, dimana seleksi diikuti oleh 13 orang anggota. Seleksi terus berlanjut sampai akhirnya diikuti oleh 5 orang, Rahman, Haris, Doni, Bregas, Nur Wahyu. Kelima orang inilah yang sejak bulan maret intensif menjalankan program latihan baik fisik maupun teknik. Tim menjalani latihan di bawah bimbingan pelatih fisik Syanusi (Summiter Elbruss), serta Pelatih Teknik yang juga Dosen Pembimbing kami Bapak Hartman Nugraha ,M.Pd (Summiter Mc Kinley).

Genderang Perang pun Dimulai
            Senin, 3 September 2012,akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, bertempat di Aula Sertifikasi Guru Lt.8 Kampus A UNJ, diadakanlah acara pelepasan Tim Indonesia Green Expedition(IGE) 2012 yang akan berangkat ke  Cartensz Pyramide Papua. Acara dihadiri oleh berbagai perwakilan instansi yaitu dari Ketua Pom UNJ Bapak H. Refrizal, Bapak Chairul dari Kementerian ESDM, Bapak Chaniago dari DIKTI, Bapak Herson dari Consina, Bu Widya Kepala Humas UNJ dan Bapak Fakhruddin Arbah selaku Pembantu Rektor III UNJ. Secara resmi tim dilepas oleh para pejabat tersebut ditandai dengan penyerahan bendera ekspedisi serta salah satu alat pendakian gunung es yaitu Ice Axe yang diberikan kepada ketua tim, Rahman. Acara pelepasan ini dimeriahkan oleh musikalisasi dari tim jurusan seni musik UNJ. Selesai acara pelepasan diadakan ramah tamah dan makan siang bersama antara tim ekspedisi, pengurus, anggota Eka Citra, perwakilan rektorat, dan rekan-rekan unit kegiatan mahasiswa lainnya. Tim IGE ini terdiri dari 11 orang , 9 orang yang terdiri dari Rahman(Ketua Tim), Fico (Manajer Tim), Haris,Doni,Bregas, Nur Wahyu (Tim Pendaki), Syanusi (Koord.Pendakian), Febry (Logistik) dan Rudy(Official) akan berangkat tanggal 3 September 2012, kemudian orang lainnya yaitu Bu Evita (Narasumber) dan Fitri Aprilia Sari (Koord.Acara Pendidikan&Lingkungan) akan berangkat pada tanggal 14 September 2012. Pukul 18.30 dilepas oleh salah satu pendiri Eka Citra,Mas Budi serta anggota lainnya tim berangkat menuju bandara Soekarno Hatta menggunakan Bus Kampus. Setibanya di bandara tim segera mengurus boarding pass ,tepat pukul 22.10 Tim IGE sejumlah 9 orang berangkat dari Bandara Soekarno Hatta menuju Timika, menggunakan pesawat airfast.
            Selasa, 4 September 2012, pukul 06.50 WIT kami pun tiba di Bandara Mozes Kilangin, Timika, disana kami disambut hangat oleh perwakilan Coorporate Communication PT.Freeport  Bapak Maliki. Kami segera diantar menggunaan bus menuju tempat penginapan kami yaitu di Rimba Papua Hotel(RPH) yang ditempuh sekitar 5 menit dari bandara. Sesampainya di hotel kami loading barang kemudian sarapan di Alam Indah Restoran RPH, selesai sarapan kami menuju kamar masing-masing untuk istirahat. Pukul 12.30 dengan diantar menggunakan bus, kami menuju Sekretariat Tim Emergency Response Group (ERG) PT.Freeport di Kuala Kencana, untuk melaksanakan uji kelayakan dan kelengkapan tim. Dari cek tersebut ada beberapa kekurangan yang harus kami lengkapi khususnya logistik. Kami pun segera melengkapi kekurangan tersebut dengan belanja di supermarket terdekat, perlu diketahui untuk harga barang-barang disana bisa mencapai hampir 2 kali lipat dibanding di Jakarta. Sore harinya kami pun kembali ke RPH untuk packing ulang karena besok akan segera berangkat ke dataran tinggi Tembagapura. Malam hari kami sempatkan waktu untuk beristirahat agar besok bisa fit.
            Rabu, 5 September 2012, pukul 08.30 kami sudah siap berangkat dari RPH, kami berangkat menggunakan bus dan akan berkumpul bersama di terminal untuk menunggu rombongan yang akan mendapat pengawalan dari kepolisian, perlu diketahui bahwa setiap paginya pukul 09.15 semua bus yang akan ke Tembagapura akan berangkat dari Timika dengan mendapatkan pengawalan dari kepolisian karena kondisi keamaman yang rawan penembakan. Alhamdulillah dalam perjalanan kami tidak ada gangguan yang terjadi, kami pun tiba di Tembagapura(TPRA) mil 68 pukul 11.00. Kami segera loading barang menuju penginapan kami di Guest House 234 C, setelah itu kami makan siang bersama di Mess Hall Café Flamboyan, tak lupa selesai makan kami sholat berjamaah di masjid Tembagapura. Setelah selesai sholat kami lanjutkan kegiatan menuju Rumah Sakit ISOS Tembagapura untuk melakukan prosedur cek kesehatan, dari hasil kesehatan semua anggota tim kami dinyatakan sehat dan layak melakukan pendakian,kami pun senang mendapatkan hasil tersebut. Setelah dari rumah sakit kami bertemu dengan Bapak Irwan Hakim, selaku Kepala Tim ERG, untuk melakukan koordinasi terakhir sekaligus briefing mengenai komunikasi lapangan yang akan dijalankan tim nantinya. Tim menggunakan 2 radio frekuensi CH 26 dan 1 telepon satelit yang akan terhubung dengan Command Center Tim ERG. Setelah semuanya beres kami kembali ke Guest House. Sore hari menjelang malam kami meluangkan waktu untuk berjalan-jalan santai di wilayah HiddenValley, Tembagapura untuk melakukan aklimatisasi sambil menikmati suasana di kota tembagapura, kota kecil yang sangat indah dikelilingi wilayah pegunungan.
            Kamis, 6 September 2012, pukul 10.00 kami memulai aktifitas , dimana hari ini kami akan mulai menuju basecamp. Kami akan berangkat menggunakan bus dan tram, sebagaimana prosedur yang ada kami harus menggunakan Alat Pelindung Diri(APD) berupa rompi, helm dan kacamata karena akan melewati wilayah pertambangan. Perjalanan dari Tembagapura- Mil 74 menggunakan bus ditempuh selama 40 menit,kemudian kami melanjutkan perjalanan menggunakan Tram(kereta gantung) menuju Gunung Bijih Timur(GBT), sekitar 10 menit. Dari GBT perjalanan dilanjutkan menggunakan bus menuju Bali Dump, waktu tempuh sekitar 30 menit. Bali Dump merupakan titik awal pendakian ,ketinggian sekitar 3900mdpl. Kami tiba di Bali Dump pukul 11.30, sesampainya di sini kami manfaatkan waktu untuk istirahat dan makan siang. Pukul 13.00 , pendakian pun dimulai. Mengingat barang kami banyak maka, kami menggunakan system hauling (bolak-balik angkut barang) dengan system seperti ini sekaligus sebagai proses aklimatisasi. Kami bersembilan berjalan melintasi tebing Zebra Wall, melewati medan berbatu, berjalan di lembahan yang dikelilingi tebing-tebing menjulang tinggi, mengelilingi danau, diiringi kabut dan hujan rintik-rintik menjadikan suasana pendakian yang semakin membuat kami bersemangat. Pukul 15.30 kami pun tiba di camp danau 3. Mengingat kondisi yang sudah sore, dan semakin gelap Syanusi sebagai koordinator pendakian segera mengatur tim,diputuskan 3 orang Febry,Fiko,Rudy mendirikan camp di danau 3, sedangkan, Syanusi,Rahman,Haris,Doni,Bregas,Nur Wahyu kembali ke Bali Dump untuk bermalam disana dan mengangkut barang kembali esok harinya. Jadi pada malam itu tim terbagi menjadi 2 camp di Bali Dump dan Danau 3.
            Jumat, 7 September 2012, berdasarkan kesepakatan sebelumnya bahwa pukul 08.00 kedua tim sama-sama bergerak menuju Camp Pintu Angin. Track dari Danau 3 menuju Camp Pintu Angin merupakan salah satu track terberat yang harus dilalui , dimana track menanjak terjal dan berbatu. Kondisi cuaca di hari ini kurang baik, hampir sepanjang hari kabut menyelimuti ditambah hujan yang turun cukup menghambat pergerakan kami.Akhirnya tepat pukul 17.00 semua barang dan tim telah tiba di camp pintu angin, kami pun segera mendirikan camp untuk segera berisitirahat.
            Sabtu, 8 September 2012,kami bergerak lebih pagi yaitu pukul 07.00, dengan target sebelum makan siang semua barang sudah dapat terangkut sampai di basecamp Lembah Danau-Danau, mengingat biasanya cuaca cerah sampai siang kemudian hujan dan berkabut mulai dari siang sampai malam. Dengan semangat yang tinggi, dan kerjasama tim yang solid, pukul 11.00 semua barang dapat kami angkut sampai di basecamp, dengan 2 x perjalanan bolak-balik dari pintu angin sampai ke basecamp. Sesampainya di basecamp kami bagi-bagi tugas ada yang merapihkan camp dan ada yang mempersiapkan makan siang. Pukul 13.00 hujan turun cukup lebat, untunglah camp kami sudah berdiri dengan kokoh, kami pun makan siang bersama di camp sambil melepas lelah dan bercanda gurau. Sore hari hujan sudah berhenti, kami pun memanfaatkan waktu untuk berjalan-jalan santai di sekitar basecamp untuk proses aklimatisasi. Malam hari pukul 20.00 kami tidur cepat karena tengah malam nanti akan bangun untuk melakukan kegiatan summit attack.
"Hanya rajawali yang perkasa dan semut yang tidak mudah putus asa yang dapat menaklukan puncak gunung tertinggi, Summit Attack Cartensz Pyramide"
            Minggu, 9 September 2012, pukul 01.00 kami bangun, tim pendaki inti 5 orang yaitu Rahman,Haris,Doni,Bregas dan Nur Wahyu segera mempersiapkan alat-alat pemanjatan yang akan dibawa, sementara tim official mempersiapkan makanan. Pukul 02.00 tim sudah siap semua, segera saja kami berkumpul membuat lingkaran untuk berdoa sejenak demi kelancaran perjalanan summit, selesai berdoa ditutup dengan tos bersama dengan meneriakkan yel kami Eka Citra…Eka Citra…Eka Citra…Perjalanan untuk sebuah harapan besar pun dimulai, kami berjalan menuju target pertama Lembah Kuning. Pukul 04.15 kami telah tiba di Lembah Kuning, kami istirahat sejenak, sebelum melanjutkan pendakian, kami manfaatkan waktu dengan baik karena stelah ini akan mulai pemanjatan menggunakan tali, yang tentunya bakal menguras energy besar. Pukul 04.35 kami memulai pemanjatan,diawali Haris sebagai leader,kemudian dengan tetap menjaga jarak Rahman mengikutinya dilanjutkan Nur Wahyu, Doni dan Bregas sebagai sweeper. Pemanjatan dilakukan dengan teknik ascending menggunakan jumar sebagai pengamannya.Pagi hari pukul 05.47 tim telah tiba di teras kecil,kami istirahat sejenak sambil menikmati pemandangan yang indah di pagi hari. Pemanjatan kami lanjutkan kembali menuju teras besar, karena sudah cerah maka dinding tebing cartensz pun semakin terlihat gagah dan sangat menantang, meskipun begitu tidak mematahkan semangat kami untuk terus memanjat, kami terus berpacu melawan udara yang semakin dingin, pukul 07.30 tim berhasil tiba di teras besar. Kami istirahat kembali sambil mengabadikan pemandangan di sekeliling kami. Karena sudah semakin siang, 10 menit kami istirahat, pemanjatan kami lanjutkan menuju kandang babi, jalur tyroleans, saat itu kondisi mulai gerimis,akibatnya jalur menjadi semakin licin.Kami mempercepat gerakan kami dengan tetap berhati-hati.Pukul 08.45 semua tim telah tiba di bibir jalur tyroleans, segera saja haris memasang satu tali kernmantel tambahan yang akan digunakan sebagai lintasan, satu per satu kami pun menyeberangi jalur tyroleans, dimana di bawahnya terdapat jurang menganga ratusan meter yang cukup memacu adrenalin kita. Semuanya pun telah tiba di seberang, setelah semuanya selesai kami melanjutkan perjalanan mengikuti jalur yang ada, cuaca seketika berubah menjadi kabut gelap, hujan salju pun mulai turun, dan suhu udara menjadi semakin dingin. Melihat kondisi seperti itu kami sempat berdiskusi sebentar apakah pendakian dilanjutkan atau tidak,karena cuaca sangat mengkhawatirkan, namun dengan asumsi puncak tinggal sedikit lagi dan masih cukup waktu untuk menggapainya,kami putuskan untuk tetap melanjutkan pendakian dengan catatan harus mempercepat gerakannya dan menjaga jarak lebih rapat lagi agar bisa saling menjaga, kemudian apabila cuaca semakin buruk kita kan mundur. Dengan semangat yang menggebu-gebu,kami saling menyemangati satu sama lain demi bisa mencapai puncak. Diiiringi hujan salju yang semakin deras kami terus berpacu melangkah menuju puncak,jalur yang semakin terjal, tali yang semakin menebal karena menempalnya salju cukup menyulitkan pergerakan kami, namun kami tidak patah semangat sebagaiman selogan yang kami pegang sejak masa Diksar “Sekali Melangkah Pantang Bagi Kami Untuk Mundur”. Dan tibalah detik-detik yang sangat dinantikan, Haris sebagai leader berteriak dengan penuh semangat kepada teman-temannya bahwa ia sudah sampai di puncak, langsung saja semuanya pun menyambutnya dengan suka cita semakin mempercepat langkahnya, dan tepat pada pukul 10.34 semua tim telah tiba di puncak tertinggi di negeri ini, atap Indonesia Cartensz Pyramide, teriakkan puji syukur kepada Allah SWT kami panjatkan, segera kami mengibarkan panji kebesaran bendera kebangsaan merah putih, panji universitas, dan tentu saja panji organisasi kami tercinta Eka Citra. Akhirnya mimpi itu pun tercapai, sebuah misi besar yang sudah sejak dahulu para pendahulu kami memulai impiannya, segera kami berbagi kebahagiaan dengan mengabarkan melalui telepon satelit ke basecamp dan tim secretariat yang ada di Jakarta, dan semuanya pun menyambut dengan suka cita keberhasilan Tim Indonesia Green Expedition 2012 KMPA Eka Citra UNJ yang baru saja mencapai puncak tertinggi di Indonesia Cartensz Pyramide. Setelah prosesi selebrasi usai tim segara turun kembali ke basecamp, hujan salju pun masih turun dengan derasnya mengiringi perjalanan kami kembali ke basecamp. Tepat pukul 15.30 tim pendaki telah tiba kembali di basecamp, kami langsung mendapatkan ucapan selamat dan disambut dengan minuman hangat dan makanan yang telah disiapkan oleh tim official. Malam hari kami bercengkerama bersama sambil beristirahat di basecamp menikmati suasana malam yang indah.
            Senin, 10 September 2012, Setelah melewati perjalanan yang sangat melelahkan saat mendaki Cartensz, hari ini tim pendaki inti melakukan aktifitas recovery untuk memulihkan kondisi di basecamp lembah danau-danau, sementara itu melengkapi kesuksesan tim inti yang telah berhasil mencapai Cartensz, pada hari ini dua orang dari tim official, yaitu M. Syanusi dan Rudy Kurniawan berhasil mencapai puncak Cartensz pada pukul 08.20 wit, berbeda dengan hari sebelumnya cuaca pada hari ini sangat cerah sehingga memudahkan pergerakan mereka. Dengan keberhasilan ini,khususnya bagi Syanusi merupakan pencapaian keduanya dalam pendakian gunung “Seven Summit” setelah tahun lalu ia berhasil mencapai puncak Elbrus,Rusia. Siang di hari saat di basecamp kami bertemu dengan teman-teman pendaki dari Jerman,yang ditemani masyarakat asli suku Moni, Bapak Tadius dkk, mereka mendaki dari desa Sugapa, kami pun berkumpul bersama dan saling bertukar cerita. Ternyata dibalik wajahnya yang menyeramkan masyarakat Papua, ramah-ramah,kami banyak mendapatkan cerita mengenai budaya warga setempat dari Bapak Tadius yang menjadi sahabat kami selama di basecamp.
"Haram Patah Hati Kami Karena Terlatihnya"
            Selasa, 11 September 2012, Perjuangan kembali dimulai, 5 orang tim pendaki ditambah 2 official Fico dan Febry, memulai start pendakian menuju puncak jaya dan puncak soemantri pada pukul 04.00 dari basecamp. Setelah melakukan perjalanan di tengah kegelapan malam tim akhirnya tiba di lidah es/ meren glacier pada pukul 06.30. Setibanya di glacier tim istirahat sekaligus mempersiapkan peralatan pendakian es yang akan digunakan, yaitu memasang crampon dan mempersiapkan tali kernmantel dan ice axe. Tim mengatur strategi dengan membagi tugas, 5 orang tim pendaki menuju puncak jaya dan soemantri dan 2 orang official standby di lidah es. Pukul 07.00 perjalanan pun dimulai, kami ber 5 melakukan teknik moving together. Cuaca pagi hari itu cukup gelap, kabut turun sehingga cukup menghambat penglihatan kami. Mengingat kami belum ada yang pernah, dalam perjalanan kami cukup kesulitan menentukan jalur yang akan dilewati, kami hanya berpatokan pada bekas jejak-jejak yang masih ada. Sekitar 1 jam perjalanan hujan mulai turun dan kabut semakin tebal, disertai angin kencang yang berhembus, melihat kondisi seperti itu ditambah beberapa anggota tim yang mulai menurun kondisinya akhirnya Rahman sebagai ketua tim memutuskan untuk menarik mundur tim kembali ke basecamp, untuk memulihkan stamina, dan menunggu cuaca cerah kembali. Pukul 11.00 tim sudah tiba kembali ke basecamp, hujan saat itu masih turun cukup deras sampai sore hari, sehingga waktu tersebut kami manfaatkan untuk beristirrahat memulihkan kondisi. Pukul 19.00 setelah makan bersama kami melakukan briefing, suasana briefing mala mini cukup mengenangkan dimana terjadi perdebatan apakah tetap melanjutkan pendakian menuju puncak jaya atau melanjutkan perjalanan pulang, hal ini terkait target utama pendakian cartensz telah selesai dilaksanakan dan melihat kondisi kesehatan tim yang sudah mulai menurun, ditambah cuaca yang kurang baik. Akhirnya setelah melewati perdebatan panjang, disepakati keputusan bersama, bahwa pendakian tetap dilanjutkan dengan mengubah formasi tim, diputuskan tim yang akan melanjutkan pendakian Rahman, Haris, Bregas dan Syanusi, sementara yang lain stand by di basecamp.
"Sekali Melangkah Pantang Bagi Kami Untuk Mundur"
            Rabu, 12 September 2012, pukul 04.00 tim pendaki sejumlah orang sudah bangun untuk mempersiapkan pendakian didampingi oleh febry dan fico yang sudah menyiapkan sarapan untuk mereka. Pukul 06.00, kami pun berkumpul, dengan diawali doa bersama , dengan tekad yang besar kami berharap usaha hari ini dapat berhasil dengan baik.Tim Pendaki, Rahman, Haris, Bregas, dan Syanusi pun memulai perjalanan pukul 06.10. Pagi ini cuaca berkabut, namun tidak disertai hujan dan angin. Dengan sangat berhati-hati kami melangkah melewati celah-celah tebing bebatuan,sampai pada pukul 07.45 kami sudah tiba di lidah es. Disini,kami manfaatkan waktu untuk makan snack,minum dan mempersiapkan alat yang dibutuhkan. Mengingat waktu yang masih pagi dan cuaca cukup cerah,pukul 08.00 kami melanjutkan perjalanan kembali. Belajar dari perjalanan kemarin, hari ini kami lebih teliti dalam memilih jalur , dan mengatur langkah dengan baik agar kondisi tetap stabil selama perjalanan. Formasi perjalanan saat itu, Haris, Rahman, Syanusi dan Bregas. Langkah demi langkah kami lalui di tengah hamparan salju , tak lupa sesekali kami istirahat dan mengabadikan moment-moment penting dalam perjalanan. Akhirnya lewat perjalanan yang cukup panjang, Haris yang sudah sampai lebih dahulu, meneriakkan bahwa ia sudah sampai puncak,kemudin disusul Rahman, yanag segera mencocokan dengan GPS yang kami bawa, dan yang lain pun segera menyusul tiba di puncak, tepat pukul 10.25 semua tim berhasil tiba di Puncak Jaya,4862 mdpl.Kamipun segera melakukan prosesi ceremony di puncak, kami menyanyikan Hymne Eka Citra bersama-sama, dilanjutkan dengan prosesi lainnya, senyum kebahagiaan menyelimuti kami semua, segera kami pun menyeberkan informasi ini kepada tim yang di basecamp serta di Jakarta. Selesai berfoto-foto kami segera turun kembali, kondisi di sekitar semakin buruk angina bertiup kencang dan kabut sangat tebal sehingga pandangan kami sangat dekat. Demi keselamatan kami putuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan ke puncak soemantri, dan segera turun ke basecamp.Pukul 12.30 tim sudah tiba kembali di basecamp, kami langsung disambut sukacita oleh teman-teman yang sudah menunggu di basecamp. Kami semua senang sekali dengan keberhasilan tim yang baru saja mencapai puncak jaya, bersama-sama kami pun istirahat sambil menikmati suasana di basecamp lembah danau-danau,karena hari ini adalah hari terakhir kita bermalam disini.
            Kamis, 13 September 2012, Pukul 05.00 kami sudah bangun, kami pun membagi-bagi tugas untuk memasak,membersihkan perlengkapan dan mulai packing untuk persiapan pulang, sengaja kami bergerak lebih pagi, karena biasanya pagi sampai siang cuaca cerah. Pukul 08.30 kami telah siap semua untuk melanjutkan perjalanan turun,sebelum turun kami sempatkan untuk mengabadikan moment hari terakhir kami di basecamp, moment luar biasa yang tidak akan pernah terlupakan. Pukul 09.00 kami pun memulai perjalanan, berbeda saat awal mendaki, karena beban yang sudah berkurang,kami bisa membawa barang satu kali angkut. Rasanya kami masih ingin menikmati suasana disini,namun karena masih ada agenda yang sudah menanti, kami harus segera turun, namun kalau ada kesempatan suatu saat nanti,ingin rasanya kembali ke tempat ini. Hari ini cuaca sangat cerah, sehingga cukup memudahkan perjalanan kami turun, Pukul 11.30 kami pun sudah tiba kembali di Bali Dump. Sambil menunggu bus jemputan yang akan tiba pukul 14.00,kami manfaatkan waktu untuk istirahat sambil bercengkerama dengan tim pendaki dari Jerman dan masyarakat setempat. Di tengah –tengah keheningan saat itu,kami dikagetkan oleh kedatangan truk besar/haul truck  yang hampir menabrak kami di Bali Dump, namun tak disangka sopir truck tersebut, membawakan makan siang untuk kami bersama, kami pun segera menikmati makan siang. Selesai makan kami memanfaatkan moment adanya truck besar tersebut untuk berfoto di depan trucknya. Tak lama kemudian bus yang kami nantikan pun tiba,segera mengangkat barang-barang ke bus untuk melanjutkan perjalanan ke Tembagapura. Pukul 16.30 kami telah tiba di Guest House Tembagapura, akhirnya kami kembali ke peradaban, kami segera bersih-bersih dan menikmati istirahat yang nyaman di Guest House.
            Jumat, 14 September 2012, hari ini kami tidak ada kegiatan khusus, kami manfaatkan hari ini untuk recovery, memulihkan kondisi setelah 7 hari melakukan pendakian yang sangat melelahkan ,kami juga membersihkan barang-barang yang kotor di guest house. Karena hari ini hari Jumat, siang harinya kami melakukan aktifitas Sholat Jumat,di Masjid Tembagapura, suasana disini pun ramai oleh masyarakat muslim Tembagapura. Di guesthouse,karena akses internet yang mudah,kami segera memberikan info dan mengirimkan foto-foto kami ke secretariat di Jakarta.
            Sabtu, 15 September 2012, hari ini kami kedatangan tim yang menyusul yaitu Bu Evita, Bu Yeni, dan Sari, mereka tiba pukul 11.30, dan kami pun berkumpul saat makan siang bersama di café flamboyan. Selesai makan siang bersama, kami melakukan kunjungan ke pabrik pengolahan konsetrat hasil tambang di Mil 74. Disana kami mendapatkan penjelasan mengenai proses pengolahan konsetrat dan survey langsung di wilayah pabrik. Sore hari kami kembali ke guest house. Pada malam hari ,tim Indonesia Green Expedition mendapatkan undangan makan malam bersama di rumah Bapak Joko (Direktur HRD PT.Freeport), acara tersebut juga dihadiri oleh pejabat PT. Freeport lainnya. Merupakan suatu penghargaan bagi kami bisa berkumpul bersama para petinggi PT. Freeport, dalam acara tersebut kami juga berdiskusi mengenai pengembangan pendidikan di wilayah Tembagapura, karena sebagaimana kompetensi yang kami miliki dari Universitas Negeri Jakarta berfokus pada dunia pendidikan,maka kami pun mencoba untuk memberikan yang terbaik demi kemajuan dunia pendidikan khususnya di Tembagapura dan Papua.
            Minggu, 18 September 2012, Pukul 06.00 kami mulai aktifitas dengan melakukan sarapan bersamadi Café Flamboyan, setelah kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Grasberg dengan menggunakan bus. Di Grasberg , kami mendapatkan penjelasan mengenai sejarah ditemukannya tambang di Erstberg, kemudian mengenai perjalanan PT. Freeport di Indonesia serta gambaran mengenai proses pertambangan secara umum. Kami juga berkeliling melihat haul truck besar yang dijadikan museum, tentunya moment-moment penting tersebut kami abadikan bersama. Pukul 11.30 kami telah tiba kembali di Tembagapura, kami langsung makan siang dan mempersiapkan perjalanan kembali ke Timika. Kami menunggu perjalanan konvoi dengan pengawalan bersama di Mil 64 sampai pukul 13.00. Pukul 13.00 kami mulai start perjalanan bus dari Mil 64 menuju Timika. Pukul 15.30 kami tiba di Rimba Papua Hotel,kami langsung loading barang dan segera beristirahat di kamar masing-masing. Malam harinya tim melakukan makan malam bersama sekaligus melaksanakan briefing untuk acara bakti pendidikan dan lingkungan.
Setelah sukses dengan pendakian Cartensz Pyramide, 4884 mdpl. Tim Indonesia Green Expedition(IGE) 2012 KMPA Eka Citra UNJ, melanjutkan misinya dengan melaksanakan kegiatan Kampanye Indonesia Hijau dan Bakti Pendidikan yang mengangkat tema “Cinta Lingkungan Tanah Papua”. Kegiatan ini dilaksanakan Senin-Selasa, 17-18 September 2012 di SMAN 1 Mimika. Kegiatan Kampanye Indonesia Hijau merupakan wujud komitmen KMPA Eka Citra UNJ dalam mengkampanyekan gerakan penghijauan ke seluruh penjuru dunia yang mulai dijalankan pada tahun 2011, dengan menyuarakan “Green Indonesia For The World “ sebagaimana tema besar kegiatan IGE.
Tanggal 17 September 2012 dilaksanakan kegiatan kampanye Indonesia Hijau Pukul 08.00-12.00. Acara diawali dengan sambutan dari ketua pelaksana Rahman Mukhlis, perwakilan Pihak Coorporate Communication PT.Freeport Indonesia Bapak Maliki dan dibuka secara resmi oleh Bapak Kepala SMAN 1 Mimika Bapak Drs. Matheus Mamo,M.Pd, hadir pula dalam kegiatan ini Ibu Emmi dari divisi Environment PT. Freeport Indonesia. Kegiatan kampanye yang dilaksanakan berupa pemberian materi mengenai penghijauan, composting, hijaunya alam Indonesia, kekayaan alam, budaya, dan pariwisata Papua serta penanaman pohon bersama di lingkungan SMAN 1 Mimika.Bertindak sebagai pemateri adalah Ahdian Haris menyampaikan materi penghijauan dan composting, serta Fitri Aprilia sari menyampaikan materi mengenai hijaunya alam Indonesia dan Papua yang dikemas dalam bentuk diskusi dengan para siswa, hadir dalam acara tersebut 59 siswa dari kelas XII.Akhir dari kegiatan hari itu ditandai dengan dilaksanakannya penanaman pohon sejumlah 30 bibit pohon mahoni yang ditanam di lingkungan sekolah, secara simbolis penanaman dilaksanakan oleh Bapak Wakil Kepala Sekolah bid. Kesiswaan Bapak Obert, Bapak Maliki dan Rahman Mukhlis, dilanjutkan penanaman oleh siswa/I. Selesai penanaman dilakukan foto bersama di halaman sekolah.
Pada hari selasa, 18 september 2012 dilaksanakan kegiatan bakti pendidikan, sebagai wujud komitmen kami mahasiswa UNJ sebagai bagian Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan(LPTK) , Kegiatan dilaksanakan pukul 08.00-15.00. Sesi 1 pukul 08.00-10.00 dilaksanakan materi “Perkembangan remaja dalam pembelajaranan, permasalahan dan solusinya” untuk para siswa/I, dengan pemateri Dra.Evita Adnan,M.Psi (Dosen Psikologi Pendidikan UNJ, Pendiri KMPA Eka Citra UNJ), hadir dalam sesi tersebut 46 siswa/i. Sesi 2 pukul 10.15-12.00 dilaksanakan outbound untuk para siswa/I, yang dipimpin oleh fasilitator M Syanusi dan Febri L. serta dibantu oleh seluruh tim IGE. Kemudian dilaksanakan makan siang bersama oleh tim dan para guru sambil menonton film “Ron Clark Story” tentang perjuangan seorang guru yang kreatif. Selesai menonton film dilakukan diskusi bersama antara pemateri, Ibu Evita dengan para guru mengenai film tersebut, selain itu Bu Evita juga melengkapinya dengan memberimateri mengenai tips-tips dalam mengelola kelas, kegiatan belajar mengajar dan menghadapi siswa2 yang beraneka ragam. Acara dihadiri oleh 29 guru SMAN1 Mimika,walaupun tidak semua guru dapat mengikuti acara sampai selesai dikarenakan ada agenda lain.  Sebagai penutup acara Tim IGE KMPA Eka Citra UNJ memberikan kenang-kenangan berupa plakat kepada pihak sekolah yang disampaikan oleh Ibu Evita kepada Bapak Kepala Sekolah, Bapak Matheus Mamo,tak lupa berfoto bersama pun dilakukan untuk mengabadikan moment yang luar biasa tersebut.Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik atas kerjasama dan komitmen bersama untuk dunia pendidikan dan lingkungan , antara KMPA Eka Citra Universitas Negeri Jakarta, PT. Freeport Indonesia , SMAN 1 Mimika dan Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kab.Mimika.
            Rabu, 19 September 2012, pagi hari tim IGE melaksanakan kunjungan ke Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN), insitut ini didirikan oleh PT. Freeport Indonesia dengan tujuan menyediakan pelatihan pra-magang, pemagangan dan kesempatan pengembangan karier tingkat lanjut, terutama bagi orang Papua, agar mereka dapat menjadi karyawan yang sangat terampil dan kompeten dalam operasi pertambangan kelas dunia. Setelah kunjungan ke IPN,tim melanjutkan kunjungan ke area reklamasi dan bioderversity Mil 21, area reklamasi ini merupakan area perkebunan dan pertanian yang dikelola PT. Freeport dari hasil pemanfaatan sisa kegiatan pertambangan, disini banyak terdapat perkebunan buah,sayur mayur,pertenakan ikan,dan juga perternakan sapi. Pengelolaan tempat ini merupakan wujud kepedulian PT. Freeport terhadap lingkungan. Selain itu disaat yang bersamaan Bu Evita dan Bu Yeni juga melakukan kunjungan ke Yayasan Pendidikan Jayawijaya di Kuala Kencana. Siang hari setelah makan siang,tim ditemani Pak Maliki, mengunjungi pasar dan pertokoaan di Timika,untuk belanja oleh-oleh khas Papua. Sore hari kami menikmati hari terakhir kami di Timika, dengan melakukan aktifitas renang bersama di Rimba Papua Hotel. Kemudian malam harinya kami,packing untuk persiapan perjalanan pulang, esok hari.
            Kamis, 20 September 2012, Pagi hari kami bangun, dan siap-siap untuk melakukan check out. Pukul 11.00 kami berkumpul bersama Pak Maliki untuk makan siang bersama, dalam kesempatan ini, tim juga memberikan kenang-kenangan kepada PT. Freeport Indonesia, sebagai tanda terima kasih pak, atas bantuannya selama kegiatan,acara perpisahan kami akhiri dengan berfoto bersama, bagi kami Bapak Maliki, sudah seperti orang tua kami saat berada di Papua, yang selalu setia menemani aktifitas dan banyak memberikan pelajaran bagi kami. Pukul 12.30 kami sudah tiba di Bandara Mozes Kilangin, untuk melakukan boarding pass dan check in. Disini kami semua berpamitan kepada Bapak Maliki, suasana kesedihan dan haru menyelimuti perasasan kami saat itu. Akhinya pukul 13.35 pesawat kami pun terbang ke Jakarta, perjalanan akan ditempuh selama 6 jam. Pukul 17.56 kami tiba di Bandara Soekarno Hatta,Cengkareng,disana kami disambut dengan suka cita oleh Ketua Umum Eka Citra,dan teman-teman yang lainnya. Langsung saja kami menuju bus, yang akan segera membawa kami kembali ke secretariat tercinta. Setibanya di kampus, pukul 20.00, kami terkejut sekali, ternyata kami disambut dengan dentuman pentasan, dan sambutan hangat keluarga besar KMPA Eka Citra, suasana malam itu penuh keceriaan dan kebanggaan atas keberhasilan tim Indonesia Green Expedition 2012, hadir dalam acara tersebut salah satu sesepuh Eka Citra Bang Iwan Abdul Kadir (Angkatan ke-2), yang memberikan sambutannya, beliau merasa bangga atas pencapaian Eka Citra saat ini, dan mudah-mudahan dapat lebih maju lagi. Acara juga dimeriahkan dengan simbolisasi pemotongan tumpeng oleh Ketua Umum, Zia Ulhaq dan Ketua Ekspedisi Rahman Mukhlis. Acara malam itu pun semakin lengkap pula dengan keberhasilan adik-adik anggota muda yang baru saja tadi pagi juga suksesmelaksanakan pengembaraan ke Gunung Kerinci. Acara penyambutan ditutup dengan doa bersama dilanjutkan dengan makan malam bersama sambil melihat dokumentasi perjalanan tim ekspedisi.
            Akhirnya impian besar itu pun berhasil kami capai,impian untuk bisa mencapai atap Indonesia, Cartensz Pyramide, yang telah bertahun-tahun kami rintis, bisa kami capai pada tahun ini, selain itu kami juga merasa senang bisa memberikan yang terbaik bagi dunia pendidikan dan lingkungan selama kami di Papua. Perjalanan ekspedisi yang kami lakukan banyak memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi kami, betapa besar anugerah yang telah diberikan oleh Allah SWT yang patut kita syukuri, pengalaman pendakian yang memberikan pelajaran dan ilmu-ilmu  baru bagi kami dalam dunia pendakian,pengalaman bertemu dan berinteraksi dengan berbagai suku, budaya, ras, yang menjadikan kami semakin sadar akan anugerah tersebut, dan perbedaan tersebut adalah anugerah untuk kita dapat saling mengenal, bersahabat dan saling peduli antar sesama, bukan menjadi permusuhan diantara kita dan tentunya kami semakin mendapatkan mengenai nilai-nilai dalam kehidupan yang harus kita jalankan . Dengan melihat langsung kondisi alam, social dan budaya disana semakin membuat kami bangga akan Indonesia, dan semakin menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air ini, tanah air Indonesia. Semoga kita sebagai generasi muda sadar akan hal ini, dan  dapat mengembangkan potensi yang ada dengan baik untuk kemajuan bangsa kita tercinta ini, bangsa Indonesia. _RM,EC. 2708-0266_
Jaya Terus KMPA Eka Citra
Jaya Terus Universitas Negeri Jakarta
Jaya Terus Tanah Papua
Dan Jaya Terus INDONESIA
Semoga Indonesia akan tetap hijau dan lestari untuk dunia
“Green Indonesia For The World”

Jumat, 06 Januari 2012

Pacu Adrenalin Menelusuri Leang Putte


Leang Putte berarti Gua Putih merupakan gua vertikal terdalam di Indonesia yang terletak di kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Leang Putte memiliki kedalaman ± 270 meter (single pitch) , dengan diameter entrance ±50 meter dan bentuknya menyerupai teko (pot hole). Bagian gua ini menyatu dengan Gua Dinosaurus yang memiliki kedalaman ± 120 meter.
                   
                                                                            Gua Vertikal 270 m, Leang Putte

a.       Lokasi
Secara administratif Leang Putte terletak di dusun Pattiro, desa Labuaja, Kecamatan Cemrana Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Secara geografis terletak pada koordinat 04°59’07’’ S dan 119°43’26’’ T dengan ketinggian 476 mdpl, entrance Leang Putte berada di tengah hutan gunung putte ,pegunungan Bulusaraung.

b.      Perizinan dan Akomodasi
Untuk melakukan kegiatan di Leang Putte tidak diperlukan izin khusus dan proses yang berkelit, biasanya Mapala atau KPA di Makassar langsung saja menuju dusun Pattiro tanpa melakukan perizinan di Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, tetapi apabila kita dari wilayah jauh sebaiknya melapor dan mengurus simaksi di kantor Balai TN Babul, demi kemudahan aksebilitas dan kelancaran kegiatan keseluruhan. Proses perizinan biasanya ditangani oleh Bapak Rusman selaku penanggungjawabnya.Selain itu disarankan juga untuk melaporkan kegiatannya di kantor kepala desa Labuaja dan dusun Pattiro. Di dusun pattiro itu sendiri juga para ‘caver’ biasa bertemu dengan Pak Patu(sesepuh dusun pattiro), di rumah beliau pulalah, biasa disinggahi para caver untuk bermalam ataupun sekedar menyimpan alat. Apabila dibutuhkan dan biasanya untuk kegiatan skala besar di dusun Pattiro ini juga menyediakan jasa porter untuk mengangkut barang sampai entrance leang putte dengan biaya Rp. 40.000/porter.
                   
c.       Akses Menuju Lokasi
Lokasi Leang Putte relatif dekat dengan ibukota provinsi dan kabupaten dengan aksesibilitas yang relatif mudah dijangkau oleh kendaraan, baik darat, laut maupun udara. Kurang lebih dibutuhkan waktu 1 jam perjalanan dari Makassar jika menggunakan kendaraan roda empat atau sekitar 30 menit dari internasional Hasanuddin. Angkutan umum biasa disebut dengan pete-pete, ongkos dari kota makassar sampai Balai TN Babul adalah Rp 150.000,-/carter 1 angkutan, lalu dilanjutkan dengan angkut pete-pete lagi sampai dusun pattiro dengan ongkos Rp. 110.000,-/carter 1 angkutan dengan waktu tempuh 1 jam. Dusun Pattiro terletak di sebelah kiri jalan raya Poros Maros-Bone KM.61 .Selanjutnya dari dusun Pattiro(rumah Pak Patu) perjalanan ditempuh dengan jalan kaki/mendaki melewati hutan pegunungan bulusaraung selama kurang lebih 2 jam sampai tiba di dekat entrance Leang Putte. Sumber air akan kita temui di tengah-tengah pendakian menuju entrance Leang Putte, sekitar 1 jam dari Leang Putte.

                                                 Perjalanan di tengah hutan menuju entrance

                                         Sumber air terdekat, sekitar 1 jam dari entrance (camp)

                                                                       menuju ke dasar goa

                                                                       Tim di dasar Leang Putte

Catatan perjalanan Tim Caving "Indonesia Karst Green Expedition 2011" KMPA EKA CITRA UNJ
_EC.2708-0266_